
Aku mulai menyadari semuanya pas aku ngeliat tong sampah di
kosan aku penuh dengan tisu, dalam pikiran aku ‘gila, banyak banget aku ma
temen aku pakai tisu, Cuma penggunaan kita berdua aja 1 tong sampah penuh dalam
5 hari, gimana penduduk dunia yah’. nah dari situ aku mulai browsing tisu dari
apa sih dulu nya, apa emang dari dulu dari pohon.. nih liat yuk hasil browsing
aku dari berbagai sumber.

Sejalan dengan perkembangan indusrialisme dan kapitalisme di
rasakan perlu untuk membuat suatu industry berskala besar.namun sulit untuk
mendapatkan bahan seperti itu dalam volume besar dan dapat diperoleh
secara berkelanjutan.
Sekitar tahun 1860-an di mulailah pembuatan tisu dan kertas
dengan bahan dasar kayu. Dan mulailah hutan-hutan di buru,yang kebanyakan
secara liar.
Faktanya dalam 2 – 20 kotak tisu diperlukan minimal sebatang
pohon untuk di tebang dan di olah. Dan butuh 6 – 8 tahun untuk bisa siap tabang
dan diolah. Dengan demikian berkuranglah pohon di dunia ini. Bila pohon-pohon sudah
musnah ,tentu akan mengancam kehidupan di dunia ini. Polusi akan meraja lela,
banjir dimana-mana, tidak ada air yang dapat diperoleh. Apa jadi nya dunia ini
?
Faktanya hingga saat ini Indonesia kehilangan hutan aslinya
sebesar 75 persen.
Lihat ! saat ini di rumah-rumah, di warung, di restaurant
sampai di toilet pun di sediakan tisu. Pelayanan yang payah bukan ? coba kalau
kita tengok di Negara lain, sudah lebih canggih dan efisien.
Apalagi saat ini ada tisu basah dan wangi , seharusnya kita
tahu kalau tisu basah memerlukan permukaan yang lebih tebal dan wangi dari tisu tersebut dapat mengakibatkan
global warming .
Tentu lebih membahayakan bukan ?
So, apa bisa kita melakukan sesuatu untuk mengatasi
kerusakan ini ? tentu bisa.

Untuk rumah-rumah, di warung, di restaurant yang menggunakan
tisu, lebih baik menggantinya dengan perngering elektrik dan untuk mengelap
mulut menggunakan serbet makan seperti di Negara lain. Untuk di toilet , lebih
baik menggunakan air, selain lebih hemat, kebersihannya lebih terjamin bukan ?
Mari kita perbaiki lingkungan ini, usaha sekecil apapun
dapat berarti untuk kehidupan kelak.
Less tissue less tree
that being cut of !!!
bener juga yah ... hmmmm
BalasHapus